Rangkaian Kegiatan PENAS Petani-Nelayan XIII
Rangkaian Kegiatan PENAS Petani-Nelayan XIII
Di Kutai Kartanegara, 18 – 23 Juni 2011
1. UPACARA DAN APRESIASI
a. Upacara Pembukaan :18 Juni 2011 di Stadion Madya Tenggarong Seberang
b. Upacara Penutupan : 23 Juni 2011 di Stadion Madya Tenggarong Seberang
c. Temu Wicara Dengan Presiden : setelah upacara pembukaan
d. Temu Wicara Dengan Pejabat Tinggi Negara : Gedung Beladiri & Equistrian (setelah upacara pembukaan)
e. Pemberian Penghargaan (rangkaian upacara pembukaan)
2. KEPEMIMPINAN DAN KEMANDIRIAN KONTAK TANI-NELAYAN
a. Rembug Madya KTNA : 15 Juni 2011 di Gedung Puteri Karang Melenu
b. Rembug Utama : 16 - 17 Juni 2011 di Gedung Puteri Karang Melenu
c. Temu Profesi : 19 - 20 Juni 2011
d. Seminar Organisasi Profesi : 21 Juni 2011
e. Temu petani ASEAN dan Petani Jepang : 17 - 20 Juni 2011
f. Temu Sukses petani dan Penyuluh Pertanian : 21 Juni 2011
3. KEMITRAAN USAHA DAN JARINGAN INFORMASI AGRIBISNIS
a. Pameran Pembangunan Pertanian Nasional : 18 - 23 Juni 2011. Peserta: petani/nelayan, koperasi, asosiasi, BUMN/BUMD, swasta dan instansi Pemerintah
b. Temu Usaha Agribisnis : 18 - 22 Juni 2011 (perkebunan, tanaman pangan & hortikultura, peternakan, kelautan dan perikanan serta kehutanan
c. Lomba Stand : 18 - 22 Juni 2011 dengan 4 kategori: pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan dan umum
d. Expo Aquaculture : 18 - 23 Juni 2011
e. Expo Agroforestry : 18 - 23 Juni 2011
f. Pengembangan Pasar Lelang Hasil Pertanian : 20 - 22 Juni 2011.
g. Talk show "Pengembangan pasar lelang melalui internet : 18 Juni 2011
h. Expo dan Kontes Peternakan Nasional : 18 - 21 Juni 2011 dengan tema "Expo dan Kontes Peternakan Sumberdaya Genetik Hewan Spesifik Lokal"
i. Pengembangan jaringan Informasi Agribisnis : 18 - 22 Juni 20119
4. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KUALITAS PRODUKSI AGRIBISNIS
a. Gelar dan Temu Teknologi : 18 - 22 Juni 2011
b. Temu Karya : 19 - 21 Juni 2011
c. Studi Banding dan Widyawisata : 21 - 22 Juni 2011
d. Peragaan, Unjuk Tangkas, dan Asah Terampil : 19 - 22 Jui 2011
5. PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PETANI NELAYAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN
a. Karya Wirausaha Petani Nelayan : 19 - 22 Juni 2011
b. Karya Agroforestry Lestari : 21 Juni 2011
c. Olah Raga dan Keakraban : 20 - 22 Juni 2011
d. Festival Kesenian Daerah : 19 - 22 Juni 2011
6. SINKRONISASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN, KELAUTAN, KEHUTANAN
a. Temu Teknis Direktorat jendral/Badan Lingkup Kementerian Pertanian : 20 Juni 2011
b. Rapat Pimpinan Paripurna Kementerian Pertanian, Kementerian Perikianan dan Kelautan, Kementerian Kehutanan, Departemen Koperasi dan UKM, dan BUMN : 19 Juni 2011
c. Temu Teknis Kepala Kelembagaan penyuluhan Pertanian, Perikanan Kelauatan dan Kehutanan : 22 Juni 2011
Kukar Tuan Rumah PENAS Petani Nelayan XIII – 2011
Momentum Peningkatan Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas
Beberapa bulan kedepan Kutai Kartanegara akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar petani dan nelayan tingkat nasional yang dinamakan dengan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan. Namun, ada yang berbeda dari pertemuan 4 tahunan petani dan nelayan andalan ini, yang akan digelar pada tanggal 18 – 23 Juni mendatang di Kecamatan Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara. Mengingat untuk pertama kalinya PENAS Petani Nelayan akan dihadiri lebih kurang 30.000 peserta. Sedangkan pada PENAS sebelumnya di Palembang, jumlah peserta hanya sekitar 15.000 orang. Diantara peserta PENAS tersebut juga akan hadir 50 orang petani ASEAN dan petani Jepang.
PENAS XIII Petani Nelayan 2011 ini merupakan kerjasama antara Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia (KTNA), Kementrian BUMN, Kementrian Pertanian, Kementrian Kelautan dan Perikanan dan Kementrian Kehutanan. Guna mempersiapkan kegiatan PENAS XIII-2011, sampai dengan Pebruari 2011, Panitia Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kutai Kartanegara telah melakukan dua kali pertemuan komprehensif di Jakarta dan di Lamin Etam Samarinda.
Pertemuan tersebut membahas berbagai persiapan yang dilakukan oleh jajaran panitia mulai dari persiapan upacara Pembukaan dan Penutupan PENAS, temu wicara, kesiapan akomodasi berupa home stay bagi petani nelayan peserta PENAS, pengaturan transportasi, penyediaan konsumsi, kesiapan demplot sebagai display teknologi pertanian dan berbagai kegiatan lainnya seperti pameran dan expo.
Panitia di tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri menggelar pertemuan rutin di sekretariat PENAS XIII di Gedung Velodrome Komplek Stadion Madya sejak Januari lalu, termasuk peninjauan lokasi-lokasi yang akan menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan PENAS.
Secara khusus, PENAS XIII Petani Nelayan 2011 mengambil tema: ”Melalui pemberdayaan petani nelayan dan penguasaan teknologi tepat guna kita kembangkan daya saing perekonomian nasional dalam rangka peningkatan pendapatan petani nelayan”.
Sedangkan logo PENAS XIII Petani Nelayan 2011 mengadopsi gambar ikan pesut, riak gelombang Sungai Mahakam serta huruf, angka dan warna yang menjadi ciri khas budaya Kalimantan Timur. Adapun makna dari Logo PENAS ini adalah: ”Dari bumi Kutai Kartanegara kita tingkatkan peran Kontak Tani Nelayan melalui penguatan Kelembagaan Petani Nelayan untuk meningkatkan pendapatan petani nelayan Indonesia”.
Tujuan penyelenggaraan PENAS sendiri adalah untuk meningkatkan motivasi dan kegairahan petani-nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan. Melalui PENAS ini pula diharapkan kepemimpinan dan kemandirian kontak tani nelayan selaku pelaku utama sistem dan usaha agribisnis meningkat melalui berbagai kegiatan’temu’ yang akan memberikan pencerahan dan pembelajaran teknologi dan pengembangan pertanian dalam arti yang seluas-luasnya. Karena itulah, even PENAS XIII Petani Nelayan ini dipandang sebagai sebuah momentum untuk membangkitkan kembali pembangunan pertanian dalam arti yang luas di Kalimantan Timur umumnya dan di Kutai Kartanegara khususnya.
Dijadwalkan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) akan hadir untuk membuka secara resmi PENAS XIII pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2011 bertempat di Stadion Madya Tenggarong Seberang. Sedangkan Wakil Presiden RI Boediono akan hadir untuk menutup acara PENAS XIII pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2011.
Beberapa bulan kedepan Kutai Kartanegara akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar petani dan nelayan tingkat nasional yang dinamakan dengan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan. Namun, ada yang berbeda dari pertemuan 4 tahunan petani dan nelayan andalan ini, yang akan digelar pada tanggal 18 – 23 Juni mendatang di Kecamatan Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara. Mengingat untuk pertama kalinya PENAS Petani Nelayan akan dihadiri lebih kurang 30.000 peserta. Sedangkan pada PENAS sebelumnya di Palembang, jumlah peserta hanya sekitar 15.000 orang. Diantara peserta PENAS tersebut juga akan hadir 50 orang petani ASEAN dan petani Jepang.
PENAS XIII Petani Nelayan 2011 ini merupakan kerjasama antara Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia (KTNA), Kementrian BUMN, Kementrian Pertanian, Kementrian Kelautan dan Perikanan dan Kementrian Kehutanan. Guna mempersiapkan kegiatan PENAS XIII-2011, sampai dengan Pebruari 2011, Panitia Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kutai Kartanegara telah melakukan dua kali pertemuan komprehensif di Jakarta dan di Lamin Etam Samarinda.
Pertemuan tersebut membahas berbagai persiapan yang dilakukan oleh jajaran panitia mulai dari persiapan upacara Pembukaan dan Penutupan PENAS, temu wicara, kesiapan akomodasi berupa home stay bagi petani nelayan peserta PENAS, pengaturan transportasi, penyediaan konsumsi, kesiapan demplot sebagai display teknologi pertanian dan berbagai kegiatan lainnya seperti pameran dan expo.
Panitia di tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri menggelar pertemuan rutin di sekretariat PENAS XIII di Gedung Velodrome Komplek Stadion Madya sejak Januari lalu, termasuk peninjauan lokasi-lokasi yang akan menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan PENAS.
Secara khusus, PENAS XIII Petani Nelayan 2011 mengambil tema: ”Melalui pemberdayaan petani nelayan dan penguasaan teknologi tepat guna kita kembangkan daya saing perekonomian nasional dalam rangka peningkatan pendapatan petani nelayan”.
Sedangkan logo PENAS XIII Petani Nelayan 2011 mengadopsi gambar ikan pesut, riak gelombang Sungai Mahakam serta huruf, angka dan warna yang menjadi ciri khas budaya Kalimantan Timur. Adapun makna dari Logo PENAS ini adalah: ”Dari bumi Kutai Kartanegara kita tingkatkan peran Kontak Tani Nelayan melalui penguatan Kelembagaan Petani Nelayan untuk meningkatkan pendapatan petani nelayan Indonesia”.
Tujuan penyelenggaraan PENAS sendiri adalah untuk meningkatkan motivasi dan kegairahan petani-nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan. Melalui PENAS ini pula diharapkan kepemimpinan dan kemandirian kontak tani nelayan selaku pelaku utama sistem dan usaha agribisnis meningkat melalui berbagai kegiatan’temu’ yang akan memberikan pencerahan dan pembelajaran teknologi dan pengembangan pertanian dalam arti yang seluas-luasnya. Karena itulah, even PENAS XIII Petani Nelayan ini dipandang sebagai sebuah momentum untuk membangkitkan kembali pembangunan pertanian dalam arti yang luas di Kalimantan Timur umumnya dan di Kutai Kartanegara khususnya.
Dijadwalkan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) akan hadir untuk membuka secara resmi PENAS XIII pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2011 bertempat di Stadion Madya Tenggarong Seberang. Sedangkan Wakil Presiden RI Boediono akan hadir untuk menutup acara PENAS XIII pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2011.
Yuukkk! Wisata Ke Tenggarong – Kutai Kartanegara
Panorama dan Obyek Wisata Tenggarong
Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki panorama menawan dan sejumlah obyek wisata, mulai dari wisata sejarah, wisata pendidikan hingga wisata buatan. Tenggarong dikenal pula dengan sebutan Kota Raja, dimana di kota inilah terdapat peninggalan Kesulatanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura termasuk makam para raja.
Keindahan kota Tenggarong mulai bersinar sejak pemerintahan Gerbang Dayaku pada awal pelaksanaan otonomi daerah tahun 2000 lalu memoles dan mempercantik tata kota melalui pembuatan taman-taman kota dan jalur hijau di sepanjang sungai Mahakam, yang merupakan salah satu sungai terpanjang di negeri ini.
Pembenahan kota Tenggarong saat itu dibarengi dengan pembangunan berbagai fasilitas dan obyek wisata dan kini telah menjadikan kota ini sebagai salah satu kota tujuan wisata andalan di Kalimantan Timur.
Beberapa tempat yang ‘wajib’ dikunjungi saat bertandang ke Kota Tenggarong:
1. Jembatan Kutai Kartanegara
Jembatan ini sering pula disebut Golden Gate karena menyerupai jembatan yang terdapat di San Fransisco. Saat malam hari, kilauan lampu-lampu yang menyelimuti jembatan ini tampak seperti cahaya emas. Jembatan ini menjadi salah satu ‘benchmark’ Kutai Kartanegara. Telah banyak masyarakat dari luar mengenali Kutai Kartanegara melalui keindahan Jembatan ini.
Jembatan sepanjang 580 meter ini diresmikan pada tahun 2000. Dari atas jembatan ini, kita dapat menikmati pemandangan indah di atas sungai Mahakam, juga dapat melihat keindahan Kota Tenggarong. Tidak sedikit pula para pasangan yang mengambil gambar pre wedding dengan latar belakang Jembatan ini. Demikian pula rombongan wisatawan/pengunjung biasanya berhenti diberbagai titik, untuk dapat mengambil potret Jembatan Kutai Kartanegara ini dari berbagai sudut. Yang paling lazim adalah dipinggiran turap Mahakam di sisi kiri maupun kanan jembatan. Bahkan, ada pengunjung yang rela bertahan sampai dapat mengabadikan potret Jembatan Kutai Kartanegara dengan lampu-lampu yang menyala di malam hari.
2. Taman Pedestrian
Disekitar bawah jembatan terdapat sebuah taman yang disebut Taman Pedestrian. Desain Taman Pedestrian ini juga indah dan unik dan seringkali menjadi icon panorama kota Tenggarong bersama Jembatan Kutai Kartanegara karena letaknya persis bersisian. Keindahan Taman Pedestrian ini akan nampak jelas bila dilihat dari atas jembatan Kutai Kartanegara.
Di area Taman Pedestrian ini terdapat semacam pentas dengan arsitektur yang sederhana namun unik. Berbagai even dan hiburan musik kerap diselenggarakan di tempat ini. Setiap sore, pengunjung bersama keluarga akrab bercengkerama di tempat ini.
Selain itu, disisi pentas, juga terdapat fasilitas panjat tebing yang digunakan oleh atlit maupun komunitas panjat tebing untuk berlatih. Fasilitas lain yang ada di Taman Pedestrian ini adalah tersedianya ’track’ lintasan bagi pejalan kaki, tempat duduk untuk bersantai dan sebuah tugu yang dipuncaknya terdapat patung burung enggang. Suasana yang sejuk akan terasa saat melintasi lintasan pejalan kaki disela-sela pepohonan disekitar taman ini.
Di sore hari, berbagai aktivitas tampak di kawasan Taman Pedestrian ini. Mulai dari yang sekerdar ingin bersantai di tepi sungai Mahakam, berolahraga seperti jalan kaki, bersepeda, panjat tebing, sky board, sampai pada kesibukan para pedagang kaki lima yang mengambil tempat disekitar Taman Pedestrian. Para pedagang ini datang setiap sore hari sekitar pukul 16.30 wita dan berjualan hingga malam hari. Sebelum meninggalkan tempat ini para pedangang mengemas kembali tenda, gerobak dorong dan perlengkapan kuliner lainnya, serta meninggalkan Taman Pedestrian kembali dalam keadaan bersih dan rapi.
Para pedagang makanan yang berada di sekitar Tanam Pedestrian maupun sisi bawah jembatan lainnya ini kini menjadi salah satu pusat kuliner sore-malam hari di Tenggarong. Bahkan banyak kalangan sudah menyebut tempat ini dengan istilah BJ (Bawah Jembatan) sebagai salah satu tempat untuk hang-out bersama teman maupun kerabat.
3. Jam Bentong
Bila Taman Pedestrian terletak di sisi kiri Jembatan Kutai Kartanegara, maka di sisi kanan jembatan ini terletak Jam Bentong yang dikelilingi oleh sebuah hamparan rumput yang terawat dan taman yang indah. Sejak tahun 2006, ruangan di bawah Jam Bentong ini difungsikan sebagai Taman Bacaan Masyarakat.
Letaknya yang strategis di pintu masuk kota Tenggarong seringkali menjadikan lokasi Jam Bentong ini sebagai Posko/Sekretariat Panitia seperti yang dilakukan saat menerima kedatangan 3000 petani saat Rembuq Paripurna KTNA 2010 lalu. Bahkan sempat tercetus ide untuk menjadikan lokasi Jam Bentong sebagai Pusat Informasi khususnya dalam memberikan layanan informasi tentang obyek wisata di Tenggarong khususnya dan Kutai Kartanegara pada umumnya berikut informasi tentang berbagai fasilitas pendukungnya.
4.Museum Mulawarman
Museum Mulawarman merupakan obyek wisata favorit di Tenggarong. Belum lengkap rasanya datang ke Tenggarong bila belum berkunjung ke Museum ini. Museum ini dahulunya merupakan istana Kesulatanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Setiap tahun, ketika upacara adat Erau dilaksanakan, Museum ini di’fungsikan’ kembali sebagai tempat acara adat Kesultanan.
Di dalam Museum terdapat berbagai peninggalan Kesultanan Kutai seperti Singgasana Raja dan berbagai perabotan (benda-benda) antik lainnya. Juga terdapat beberapa perhiasan raja. Yang paling terkenal adalah Kalung Uncal. Konon kalung ini menggambarkan hikayat rama dan sinta. Kalung Uncal yang terdapat di Museum Mulawarman melambangkan Sinta. Sedang Kalung Uncal yang melambangkan rama terdapat di India. Menurut cerita, apabila kedua kalung ini dapat disatukan, akan menjadikan daerah tersebut makmur dan sejahtera.
Koleksi lain yang terdapat di museum ini adalah benda-benda tajam peninggalan kerajaan, dan potret Raja-Raja Tenggarong dengan perlengkapan khasnya. Di lantai bawah tanah Museum ini terdapat semacam minirama yang menggambarkan kisah perjuangan dan kisah kerajaan lainnya serta dilengkapi dengan berbagai koleksi keramik.
Pintu keluar bawah tanah ini langsung menyatu dengan halaman sisi kiri Museum yang didepannya persis terdapat Makam Raja-Raja.
Salah satu makam raja yang terkenal adalah Makam Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin yang juga merupakan pendiri kota Tenggarong.
Pada peringatan Hari Jadi kota Tenggarong, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar upacara ziarah di Makam ini ditandai dengan pemasangan bunga Lompo dan pembacaan riwayat kota Tenggarong.
5. Planetarium Jagat Raya
Planetarium Jagat Raya ini merupakan wisata pendidikan modern yang tersedia di kota Tenggarong, dan merupakan satu-satunya Planetarium yang terdapat di luar Jawa. Planetarium ini dibangun pada tahun 2000 dan resmi dibuka untuk umum tahun 2002. Lokasinya terletak di Jalan Diponegoro persis bersebelahan dengan Museum Mulawarman.
Di dalam planetarium ini terdapat berbagai informasi tentang Tata Surya dan berbagai planet yang terdapat di alam semesta.
Yang paling menarik adalah terdapatnya ruang simulasi yang mengenalkan kepada pengunjung tentang benda-benda di alam semesta, astronomi dan kehidupan tata surya.
Ruang simulasi ini dilengkapi dengan 92 tempat duduk yang dirancang secara khusus dan dilengkapi dengan Proyektor Skymaster untuk memproyeksikan gambar benda-benda langit tersebut. Pengunjung akan diajak untuk menjelajahi alam semesta serta susunannya dan mengetahui keberadaan objek-objek langit lainnya.
6. Kedaton
Kedaton ini dibangun sebagai replika istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Didalamnya terdapat ruang tamu yang luas dan megah, ruang kerja dan tempat tinggal Sultan, perlengkapan musik gamelan dan dekorasi khas Kesultanan Kutai. Namun, Kedaton ini hanya digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara untuk menerima tamu sekaligus menyuguhkan tari-tarian keraton.
7. Waduk Panji
Salah satu wisata buatan yang ada di Tenggarong adalah Waduk Panji. Dahulunya waduk ini dibangun untuk menunjang areal pertanian disekitarnya. Keberadaan waduk ini kemudian ditingkatkan menjadi obyek wisata yang dilengkapi dengan fasilitas sepeda air bagi pengunjung untuk dapat berkeliling di tengah waduk. Di kawasan waduk ini juga terdapat taman Anggrek Sendawar.
Saat ini, Waduk Panji terus dibenahi. Fasilitas penunjang wisata lainnya terus dilengkapi. Diantaranya keberadaan fasilitas untuk out bound dan flying fox.
8.Museum Kayu Tuah Himba
Museum Kayu ini terletak sekitar 300 meter dari Waduk Panji. Didalam Museum ini terdapat berbagai koleksi potongan pohon jenis kayu dan ulin, dan replika rumah adat dayak.
Di dalam Museum ini juga terdapat 2 buah buaya pemangsa manusia di kawasan Sengatta (sekarang ibukota Kabupaten Kutai Timur) yang sudah diawetkan, serta riwayat penangkapan buaya tersebut.
9. Pulau Parai Kumala Resort & Spa
Pulau Kumala merupakan wisata buatan di tengah Sungai Mahakam yang berhasil disulap dari sebuah pulau yang terdiri dari semak belukar menjadi obyek wisata andalan Tenggarong saat ini.
Pulau dengan luas 76 hektar ini sesungguhnya terdiri dari beberapa zona. Ada zona cottage dan danau yang dilengkapi dengan fasilitas resort dan Spa. Ada zona permainan yang dilengkapi dengan wahana berteknologi tinggi seperti Sky Tower (serupa dengan yang ada di Pulau Sentosa-Singapura) dan Cable Car yang menghubungkan Pulau Kumala dan Tenggarong Seberang. Juga terdapat Merry Ground (komedi putar) dan permainan trampolin.
Selain itu, pihak pengelola yakni PT El John, terus melengkapi Pulau Parai Kumala ini dengan arena Gokart dan pentas musik.
Keindahan Pulau Parai Kumala dilengkapi dengan berdirinya patung Lembusuana tepat diujung Pulau yang akan tampak dengan jelas saat kita melintasi Jembatan Kutai Kartanegara. Dibawah patung Lembusuana ini juga terdapat Cafe de River dengan hiburan live musik serta air mancur yang sangat indah di malam hari.
Kedepan, disisi pangkal pulau lainnya, direncanakan untuk dibangun Gong Perdamaian Nusantara.
Nah, jadi tunggu apa lagi? Yukk!! Wisata ke Kota Raja Tenggarong!
Tentang perjalanan ke kota Tenggarong, silahkan lihat tulisan Tentang Kutai Kartanegara (5).
Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki panorama menawan dan sejumlah obyek wisata, mulai dari wisata sejarah, wisata pendidikan hingga wisata buatan. Tenggarong dikenal pula dengan sebutan Kota Raja, dimana di kota inilah terdapat peninggalan Kesulatanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura termasuk makam para raja.
Keindahan kota Tenggarong mulai bersinar sejak pemerintahan Gerbang Dayaku pada awal pelaksanaan otonomi daerah tahun 2000 lalu memoles dan mempercantik tata kota melalui pembuatan taman-taman kota dan jalur hijau di sepanjang sungai Mahakam, yang merupakan salah satu sungai terpanjang di negeri ini.
Pembenahan kota Tenggarong saat itu dibarengi dengan pembangunan berbagai fasilitas dan obyek wisata dan kini telah menjadikan kota ini sebagai salah satu kota tujuan wisata andalan di Kalimantan Timur.
Beberapa tempat yang ‘wajib’ dikunjungi saat bertandang ke Kota Tenggarong:
1. Jembatan Kutai Kartanegara
Jembatan ini sering pula disebut Golden Gate karena menyerupai jembatan yang terdapat di San Fransisco. Saat malam hari, kilauan lampu-lampu yang menyelimuti jembatan ini tampak seperti cahaya emas. Jembatan ini menjadi salah satu ‘benchmark’ Kutai Kartanegara. Telah banyak masyarakat dari luar mengenali Kutai Kartanegara melalui keindahan Jembatan ini.
Jembatan sepanjang 580 meter ini diresmikan pada tahun 2000. Dari atas jembatan ini, kita dapat menikmati pemandangan indah di atas sungai Mahakam, juga dapat melihat keindahan Kota Tenggarong. Tidak sedikit pula para pasangan yang mengambil gambar pre wedding dengan latar belakang Jembatan ini. Demikian pula rombongan wisatawan/pengunjung biasanya berhenti diberbagai titik, untuk dapat mengambil potret Jembatan Kutai Kartanegara ini dari berbagai sudut. Yang paling lazim adalah dipinggiran turap Mahakam di sisi kiri maupun kanan jembatan. Bahkan, ada pengunjung yang rela bertahan sampai dapat mengabadikan potret Jembatan Kutai Kartanegara dengan lampu-lampu yang menyala di malam hari.
2. Taman Pedestrian
Disekitar bawah jembatan terdapat sebuah taman yang disebut Taman Pedestrian. Desain Taman Pedestrian ini juga indah dan unik dan seringkali menjadi icon panorama kota Tenggarong bersama Jembatan Kutai Kartanegara karena letaknya persis bersisian. Keindahan Taman Pedestrian ini akan nampak jelas bila dilihat dari atas jembatan Kutai Kartanegara.
Di area Taman Pedestrian ini terdapat semacam pentas dengan arsitektur yang sederhana namun unik. Berbagai even dan hiburan musik kerap diselenggarakan di tempat ini. Setiap sore, pengunjung bersama keluarga akrab bercengkerama di tempat ini.
Selain itu, disisi pentas, juga terdapat fasilitas panjat tebing yang digunakan oleh atlit maupun komunitas panjat tebing untuk berlatih. Fasilitas lain yang ada di Taman Pedestrian ini adalah tersedianya ’track’ lintasan bagi pejalan kaki, tempat duduk untuk bersantai dan sebuah tugu yang dipuncaknya terdapat patung burung enggang. Suasana yang sejuk akan terasa saat melintasi lintasan pejalan kaki disela-sela pepohonan disekitar taman ini.
Di sore hari, berbagai aktivitas tampak di kawasan Taman Pedestrian ini. Mulai dari yang sekerdar ingin bersantai di tepi sungai Mahakam, berolahraga seperti jalan kaki, bersepeda, panjat tebing, sky board, sampai pada kesibukan para pedagang kaki lima yang mengambil tempat disekitar Taman Pedestrian. Para pedagang ini datang setiap sore hari sekitar pukul 16.30 wita dan berjualan hingga malam hari. Sebelum meninggalkan tempat ini para pedangang mengemas kembali tenda, gerobak dorong dan perlengkapan kuliner lainnya, serta meninggalkan Taman Pedestrian kembali dalam keadaan bersih dan rapi.
Para pedagang makanan yang berada di sekitar Tanam Pedestrian maupun sisi bawah jembatan lainnya ini kini menjadi salah satu pusat kuliner sore-malam hari di Tenggarong. Bahkan banyak kalangan sudah menyebut tempat ini dengan istilah BJ (Bawah Jembatan) sebagai salah satu tempat untuk hang-out bersama teman maupun kerabat.
3. Jam Bentong
Bila Taman Pedestrian terletak di sisi kiri Jembatan Kutai Kartanegara, maka di sisi kanan jembatan ini terletak Jam Bentong yang dikelilingi oleh sebuah hamparan rumput yang terawat dan taman yang indah. Sejak tahun 2006, ruangan di bawah Jam Bentong ini difungsikan sebagai Taman Bacaan Masyarakat.
Letaknya yang strategis di pintu masuk kota Tenggarong seringkali menjadikan lokasi Jam Bentong ini sebagai Posko/Sekretariat Panitia seperti yang dilakukan saat menerima kedatangan 3000 petani saat Rembuq Paripurna KTNA 2010 lalu. Bahkan sempat tercetus ide untuk menjadikan lokasi Jam Bentong sebagai Pusat Informasi khususnya dalam memberikan layanan informasi tentang obyek wisata di Tenggarong khususnya dan Kutai Kartanegara pada umumnya berikut informasi tentang berbagai fasilitas pendukungnya.
4.Museum Mulawarman
Museum Mulawarman merupakan obyek wisata favorit di Tenggarong. Belum lengkap rasanya datang ke Tenggarong bila belum berkunjung ke Museum ini. Museum ini dahulunya merupakan istana Kesulatanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Setiap tahun, ketika upacara adat Erau dilaksanakan, Museum ini di’fungsikan’ kembali sebagai tempat acara adat Kesultanan.
Di dalam Museum terdapat berbagai peninggalan Kesultanan Kutai seperti Singgasana Raja dan berbagai perabotan (benda-benda) antik lainnya. Juga terdapat beberapa perhiasan raja. Yang paling terkenal adalah Kalung Uncal. Konon kalung ini menggambarkan hikayat rama dan sinta. Kalung Uncal yang terdapat di Museum Mulawarman melambangkan Sinta. Sedang Kalung Uncal yang melambangkan rama terdapat di India. Menurut cerita, apabila kedua kalung ini dapat disatukan, akan menjadikan daerah tersebut makmur dan sejahtera.
Koleksi lain yang terdapat di museum ini adalah benda-benda tajam peninggalan kerajaan, dan potret Raja-Raja Tenggarong dengan perlengkapan khasnya. Di lantai bawah tanah Museum ini terdapat semacam minirama yang menggambarkan kisah perjuangan dan kisah kerajaan lainnya serta dilengkapi dengan berbagai koleksi keramik.
Pintu keluar bawah tanah ini langsung menyatu dengan halaman sisi kiri Museum yang didepannya persis terdapat Makam Raja-Raja.
Salah satu makam raja yang terkenal adalah Makam Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin yang juga merupakan pendiri kota Tenggarong.
Pada peringatan Hari Jadi kota Tenggarong, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar upacara ziarah di Makam ini ditandai dengan pemasangan bunga Lompo dan pembacaan riwayat kota Tenggarong.
5. Planetarium Jagat Raya
Planetarium Jagat Raya ini merupakan wisata pendidikan modern yang tersedia di kota Tenggarong, dan merupakan satu-satunya Planetarium yang terdapat di luar Jawa. Planetarium ini dibangun pada tahun 2000 dan resmi dibuka untuk umum tahun 2002. Lokasinya terletak di Jalan Diponegoro persis bersebelahan dengan Museum Mulawarman.
Di dalam planetarium ini terdapat berbagai informasi tentang Tata Surya dan berbagai planet yang terdapat di alam semesta.
Yang paling menarik adalah terdapatnya ruang simulasi yang mengenalkan kepada pengunjung tentang benda-benda di alam semesta, astronomi dan kehidupan tata surya.
Ruang simulasi ini dilengkapi dengan 92 tempat duduk yang dirancang secara khusus dan dilengkapi dengan Proyektor Skymaster untuk memproyeksikan gambar benda-benda langit tersebut. Pengunjung akan diajak untuk menjelajahi alam semesta serta susunannya dan mengetahui keberadaan objek-objek langit lainnya.
6. Kedaton
Kedaton ini dibangun sebagai replika istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Didalamnya terdapat ruang tamu yang luas dan megah, ruang kerja dan tempat tinggal Sultan, perlengkapan musik gamelan dan dekorasi khas Kesultanan Kutai. Namun, Kedaton ini hanya digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara untuk menerima tamu sekaligus menyuguhkan tari-tarian keraton.
7. Waduk Panji
Salah satu wisata buatan yang ada di Tenggarong adalah Waduk Panji. Dahulunya waduk ini dibangun untuk menunjang areal pertanian disekitarnya. Keberadaan waduk ini kemudian ditingkatkan menjadi obyek wisata yang dilengkapi dengan fasilitas sepeda air bagi pengunjung untuk dapat berkeliling di tengah waduk. Di kawasan waduk ini juga terdapat taman Anggrek Sendawar.
Saat ini, Waduk Panji terus dibenahi. Fasilitas penunjang wisata lainnya terus dilengkapi. Diantaranya keberadaan fasilitas untuk out bound dan flying fox.
8.Museum Kayu Tuah Himba
Museum Kayu ini terletak sekitar 300 meter dari Waduk Panji. Didalam Museum ini terdapat berbagai koleksi potongan pohon jenis kayu dan ulin, dan replika rumah adat dayak.
Di dalam Museum ini juga terdapat 2 buah buaya pemangsa manusia di kawasan Sengatta (sekarang ibukota Kabupaten Kutai Timur) yang sudah diawetkan, serta riwayat penangkapan buaya tersebut.
9. Pulau Parai Kumala Resort & Spa
Pulau Kumala merupakan wisata buatan di tengah Sungai Mahakam yang berhasil disulap dari sebuah pulau yang terdiri dari semak belukar menjadi obyek wisata andalan Tenggarong saat ini.
Pulau dengan luas 76 hektar ini sesungguhnya terdiri dari beberapa zona. Ada zona cottage dan danau yang dilengkapi dengan fasilitas resort dan Spa. Ada zona permainan yang dilengkapi dengan wahana berteknologi tinggi seperti Sky Tower (serupa dengan yang ada di Pulau Sentosa-Singapura) dan Cable Car yang menghubungkan Pulau Kumala dan Tenggarong Seberang. Juga terdapat Merry Ground (komedi putar) dan permainan trampolin.
Selain itu, pihak pengelola yakni PT El John, terus melengkapi Pulau Parai Kumala ini dengan arena Gokart dan pentas musik.
Keindahan Pulau Parai Kumala dilengkapi dengan berdirinya patung Lembusuana tepat diujung Pulau yang akan tampak dengan jelas saat kita melintasi Jembatan Kutai Kartanegara. Dibawah patung Lembusuana ini juga terdapat Cafe de River dengan hiburan live musik serta air mancur yang sangat indah di malam hari.
Kedepan, disisi pangkal pulau lainnya, direncanakan untuk dibangun Gong Perdamaian Nusantara.
Nah, jadi tunggu apa lagi? Yukk!! Wisata ke Kota Raja Tenggarong!
Tentang perjalanan ke kota Tenggarong, silahkan lihat tulisan Tentang Kutai Kartanegara (5).
Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Januari
Dari Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga ke 64
Sanga-Sanga yang dikenal sebagai kota penghasil minyak menjadi incaran para penjajah. Ketika masa pendudukan Jepang di Sanga-Sanga berakhir seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, tentara kolonial Belanda dengan membonceng NICA datang kembali ke Sanga-Sanga untuk mengeruk kekayaan bumi Sanga-Sanga yang menggiurkan itu.
Kedatangan tentara kolonial Belanda ini bukan tanpa perlawanan di Sanga-Sanga yang sudah pernah merasakan pedihnya hidup di alam penindasan kaum penjajah. Namun, perlengkapan perang yang tidak seimbang membuat Belanda dapat masuk kembali dan menguasai Sanga-Sanga. Namun, perlawanan tidaklah terhenti. Suatu malam dirancanglah acara temantenan, dengan hiburan disana sini. Sedang pada malam itu juga, kaum pejuang membagikan berbagai persenjataaan dan granat untuk melakukan perlawanan secara tiba-tiba pada dini harinya. Serangan para pejuang ini akhirnya berhasil menguasai/menduduki Sanga-Sanga selama lebih kurang 3 hari. Pada tanggal 27 Januari 1947, bahkan Sucipto dan Hasan dengan penuh keberanian menyobek warna biru bendera kolonial, sehingga berkibarlah Merah Putih di Sanga-Sanga.
Peristiwa heroik ini kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga. Peringatan peristiwa heroik ke 64 tahun 2011 ini ditandai dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Napak Tilas Perjuangan Sanga-Sanga
Kegiatan Napak Tilas ini lebih kurang menempuh jarak 10 km dan menyusuri situs-situs sejarah perjuangan Sanga-Sanga melawan kolonial Belanda. Titik start Napak Tilas dilakukan di Monumen Perjuangan Sanga-Sanga yang berada di Sanga-Sanga Muara yang merupakan titik pertahanan pertama yang langsung menghadap ke sungai tempat masuknya kapal-kapal perang kolonial Belanda ke wilayah Sanga-Sanga.
Biasanya Napak Tilas dilakukan pada H-1 atau tanggal 26 Januari. Namun, pada peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 tahun 2011, Napak Tilas dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Januari 2011. Pergeseran waktu pelaksanaan ini berdasarkan permintaan dari berbagai kalangan untuk dapat ikut serta. Napak tilas ini dilakukan secara beregu, dengan jumlah anggota 10 orang.
Ada 3 pos yang harus dilalui oleh para peserta Napak Tilas. Di Pos I dan II, para peserta Napak Tilas berhenti di situs perjuangan (tugu pertahanan) dan mendapat penjelasan tentang riwayat perjuangan Sanga-Sanga. Sedangkan di Pos III, para peserta Napak Tilas akan diberi kuisioner yang berisi 10 pertanyaan esai tentang sejarah perjuangan dan seluk beluk Sanga-Sanga.
Para peserta yang mengikuti Napak Tilas ini akan dinilai melalui kerapihan, kekompakan dan kreatifitas regu, serta jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh panitia.
2. Tahlilan
Acara keagaamaan Tahlilan, setiap tahunnya dilakukan di Masjid Ma’arif untuk mendoakan para pejuang Sanga-Sanga yang telah mengorbankan harta dan jiwa demi lepas dari cengkeraman tangan kolonial.
Tahlilan diawali dengan Shalat Magrib berjamaah, dan berakhir sampai dengan Shalat Isya.
3. Upacara Renungan Suci
Renungan suci ini dilakukan setiap tahunnya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Batuah Sanga-Sanga pada tanggal 26 Januari malam hari pukul 12.00 wita. Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Kodim 0906 Tenggarong.
Dalam Renungan suci ini, disebutkan bahwa para pahlawan yang terbaring di TMP Batuah Sanga-Sanga berjumlah 76 orang terdiri dari 75 orang anggota militer dan 1 orang warga sipil.
4. Upacara Parade
Puncak peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga adalah dilangsungkannya Upacara Parade pada tanggal 27 Januari. Pada Upacara Parade yang berlangsung pada pukul 09.00 wita ini, Gubernur Kalimantan Timur bertindak sebagai Inspektur Upacara. Lokasinya di lapangan Gelora Pantai Sanga-Sanga.
Para veteran dan janda veteran turut hadir sebagai undangan dalam upacara tersebut.
Pada Peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 ini, Panitia Pelaksana secara khusus menampilkan Opera Perjuangan yang dimainkan oleh Teater Sanga-Sanga dan melibatkan lebih kurang 250 orang pelajar. Opera perjuangan ini menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Sanga-Sanga ketika hidup di bawah penjajahan Belanda maupun Jepang, hingga akhirnya dapat mengibarkan bendera Merah Putih dengan satu nyali, untuk kedaulatan bangsa.
Menariknya setelah Opera Perjuangan berakhir, seorang murid berseragam Sekolah Dasar membacakan surat yang meminta agar Pemerintah Daerah terus memperhatikan pembangunan di Sanga-Sanga.
5. Ziarah
Upacara ziarah dilaksanakan setelah Upacara Parade berakhir. Bertindak sebagai pimpinan Upacara Ziarah adalah Kapolda Kalimantan Timur.
Upacara ziarah ini dilanjutkan dengan tabur bunga di TMP Batuah oleh para undangan termasuk veteran dan keluarga veteran.
6. Ramah-Tamah Bersama Markas Daerah Veteran
Acara ramah tamah ini biasanya digelar di Wisma Ria Sanga-Sanga sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan jasa-jasa para pejuang rakyat dan veteran.
Silaturahmi pada acara ramah tamah tersebut berlangsung akrab, dimana Ketua Markas Daeah Veteran Kalimantan Timur juga menyampaikan kata sambutan.
7. Pameran Pembangunan
Kegiatan Pameran Pembangunan menjadi salah satu agenda tetap yang menyertai Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga. Tahun ini Pameran Pembangunan mengambil tema menyukseskan program Gerbang Raja (Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera) serta mewujudkan Sanga-Sanga sebagai Kota Wisata Juang.
Pameran Pembangunan Gerbang Raja tahun 2011 ini dibuka langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari pada tanggal 26 Januari dan ditutup oleh Asisten Bidang Kesra dan Humas pada tanggal 31 Januari. Pameran ini diikuti oleh SKPD di lingkungan Pemkab Kutai Kartanegara, Pertamina Sanga-Sanga, dan organisasi masyarakat lainnya.
8. Berbagai Lomba
Semangat kejuangan dalam memperingati Peristiwa Merah Putih ini juga diwujudkan dalam berbagai lomba. Tahun 2011 ini, dilaksanakan lomba perahu ketinting (perahu motor), gerak jalan dan pertandingan olah raga.
Lomba perahu ketinting diikuti oleh 30 peserta yang tidak hanya berasal dari kecamatan Sanga-Sanga, tapi dari kecamatan lainnya seperti Muara Muntai, Kota Bangun dan Muara Badak.
Sedangkan Lomba gerak jalan sendiri diikuti oleh ratusan regu dari tingkat pelajar di wilayah kecamatan Sanga-Sanga.
Kedepan, semangat kejuangan dalam rangka Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Sanga-Sanga ini akan terus digaungkan. Beberapa ide untuk hal ini mulai tercetus. Seperti Napak Tilas Panji/Bendera Sejarah Merah Putih Perjuangan 27 Januari dari Tenggarong-Sanga-Sanga, seminar dan lomba karya tulis tentang Kota Wisata Juang serta Paket wisata kota juang bagi para pelajar.
Upaya-upaya ini akan terus dilakukan agar Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota juang Sanga-Sanga, tapi menjadi catatan sejarah perjuangan yang dikenal oleh masyarakat Kutai Kartanegara, masyarakat Kalimantan Timur dan bahkan dikenal sebagai bagian dari Sejarah Perjuangan Nasional.
Sanga-Sanga yang dikenal sebagai kota penghasil minyak menjadi incaran para penjajah. Ketika masa pendudukan Jepang di Sanga-Sanga berakhir seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, tentara kolonial Belanda dengan membonceng NICA datang kembali ke Sanga-Sanga untuk mengeruk kekayaan bumi Sanga-Sanga yang menggiurkan itu.
Kedatangan tentara kolonial Belanda ini bukan tanpa perlawanan di Sanga-Sanga yang sudah pernah merasakan pedihnya hidup di alam penindasan kaum penjajah. Namun, perlengkapan perang yang tidak seimbang membuat Belanda dapat masuk kembali dan menguasai Sanga-Sanga. Namun, perlawanan tidaklah terhenti. Suatu malam dirancanglah acara temantenan, dengan hiburan disana sini. Sedang pada malam itu juga, kaum pejuang membagikan berbagai persenjataaan dan granat untuk melakukan perlawanan secara tiba-tiba pada dini harinya. Serangan para pejuang ini akhirnya berhasil menguasai/menduduki Sanga-Sanga selama lebih kurang 3 hari. Pada tanggal 27 Januari 1947, bahkan Sucipto dan Hasan dengan penuh keberanian menyobek warna biru bendera kolonial, sehingga berkibarlah Merah Putih di Sanga-Sanga.
Peristiwa heroik ini kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga. Peringatan peristiwa heroik ke 64 tahun 2011 ini ditandai dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Napak Tilas Perjuangan Sanga-Sanga
Kegiatan Napak Tilas ini lebih kurang menempuh jarak 10 km dan menyusuri situs-situs sejarah perjuangan Sanga-Sanga melawan kolonial Belanda. Titik start Napak Tilas dilakukan di Monumen Perjuangan Sanga-Sanga yang berada di Sanga-Sanga Muara yang merupakan titik pertahanan pertama yang langsung menghadap ke sungai tempat masuknya kapal-kapal perang kolonial Belanda ke wilayah Sanga-Sanga.
Biasanya Napak Tilas dilakukan pada H-1 atau tanggal 26 Januari. Namun, pada peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 tahun 2011, Napak Tilas dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Januari 2011. Pergeseran waktu pelaksanaan ini berdasarkan permintaan dari berbagai kalangan untuk dapat ikut serta. Napak tilas ini dilakukan secara beregu, dengan jumlah anggota 10 orang.
Ada 3 pos yang harus dilalui oleh para peserta Napak Tilas. Di Pos I dan II, para peserta Napak Tilas berhenti di situs perjuangan (tugu pertahanan) dan mendapat penjelasan tentang riwayat perjuangan Sanga-Sanga. Sedangkan di Pos III, para peserta Napak Tilas akan diberi kuisioner yang berisi 10 pertanyaan esai tentang sejarah perjuangan dan seluk beluk Sanga-Sanga.
Para peserta yang mengikuti Napak Tilas ini akan dinilai melalui kerapihan, kekompakan dan kreatifitas regu, serta jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh panitia.
2. Tahlilan
Acara keagaamaan Tahlilan, setiap tahunnya dilakukan di Masjid Ma’arif untuk mendoakan para pejuang Sanga-Sanga yang telah mengorbankan harta dan jiwa demi lepas dari cengkeraman tangan kolonial.
Tahlilan diawali dengan Shalat Magrib berjamaah, dan berakhir sampai dengan Shalat Isya.
3. Upacara Renungan Suci
Renungan suci ini dilakukan setiap tahunnya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Batuah Sanga-Sanga pada tanggal 26 Januari malam hari pukul 12.00 wita. Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Kodim 0906 Tenggarong.
Dalam Renungan suci ini, disebutkan bahwa para pahlawan yang terbaring di TMP Batuah Sanga-Sanga berjumlah 76 orang terdiri dari 75 orang anggota militer dan 1 orang warga sipil.
4. Upacara Parade
Puncak peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga adalah dilangsungkannya Upacara Parade pada tanggal 27 Januari. Pada Upacara Parade yang berlangsung pada pukul 09.00 wita ini, Gubernur Kalimantan Timur bertindak sebagai Inspektur Upacara. Lokasinya di lapangan Gelora Pantai Sanga-Sanga.
Para veteran dan janda veteran turut hadir sebagai undangan dalam upacara tersebut.
Pada Peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 ini, Panitia Pelaksana secara khusus menampilkan Opera Perjuangan yang dimainkan oleh Teater Sanga-Sanga dan melibatkan lebih kurang 250 orang pelajar. Opera perjuangan ini menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Sanga-Sanga ketika hidup di bawah penjajahan Belanda maupun Jepang, hingga akhirnya dapat mengibarkan bendera Merah Putih dengan satu nyali, untuk kedaulatan bangsa.
Menariknya setelah Opera Perjuangan berakhir, seorang murid berseragam Sekolah Dasar membacakan surat yang meminta agar Pemerintah Daerah terus memperhatikan pembangunan di Sanga-Sanga.
5. Ziarah
Upacara ziarah dilaksanakan setelah Upacara Parade berakhir. Bertindak sebagai pimpinan Upacara Ziarah adalah Kapolda Kalimantan Timur.
Upacara ziarah ini dilanjutkan dengan tabur bunga di TMP Batuah oleh para undangan termasuk veteran dan keluarga veteran.
6. Ramah-Tamah Bersama Markas Daerah Veteran
Acara ramah tamah ini biasanya digelar di Wisma Ria Sanga-Sanga sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan jasa-jasa para pejuang rakyat dan veteran.
Silaturahmi pada acara ramah tamah tersebut berlangsung akrab, dimana Ketua Markas Daeah Veteran Kalimantan Timur juga menyampaikan kata sambutan.
7. Pameran Pembangunan
Kegiatan Pameran Pembangunan menjadi salah satu agenda tetap yang menyertai Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga. Tahun ini Pameran Pembangunan mengambil tema menyukseskan program Gerbang Raja (Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera) serta mewujudkan Sanga-Sanga sebagai Kota Wisata Juang.
Pameran Pembangunan Gerbang Raja tahun 2011 ini dibuka langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari pada tanggal 26 Januari dan ditutup oleh Asisten Bidang Kesra dan Humas pada tanggal 31 Januari. Pameran ini diikuti oleh SKPD di lingkungan Pemkab Kutai Kartanegara, Pertamina Sanga-Sanga, dan organisasi masyarakat lainnya.
8. Berbagai Lomba
Semangat kejuangan dalam memperingati Peristiwa Merah Putih ini juga diwujudkan dalam berbagai lomba. Tahun 2011 ini, dilaksanakan lomba perahu ketinting (perahu motor), gerak jalan dan pertandingan olah raga.
Lomba perahu ketinting diikuti oleh 30 peserta yang tidak hanya berasal dari kecamatan Sanga-Sanga, tapi dari kecamatan lainnya seperti Muara Muntai, Kota Bangun dan Muara Badak.
Sedangkan Lomba gerak jalan sendiri diikuti oleh ratusan regu dari tingkat pelajar di wilayah kecamatan Sanga-Sanga.
Kedepan, semangat kejuangan dalam rangka Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Sanga-Sanga ini akan terus digaungkan. Beberapa ide untuk hal ini mulai tercetus. Seperti Napak Tilas Panji/Bendera Sejarah Merah Putih Perjuangan 27 Januari dari Tenggarong-Sanga-Sanga, seminar dan lomba karya tulis tentang Kota Wisata Juang serta Paket wisata kota juang bagi para pelajar.
Upaya-upaya ini akan terus dilakukan agar Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota juang Sanga-Sanga, tapi menjadi catatan sejarah perjuangan yang dikenal oleh masyarakat Kutai Kartanegara, masyarakat Kalimantan Timur dan bahkan dikenal sebagai bagian dari Sejarah Perjuangan Nasional.
Menengok Wisata Juang Sanga-Sanga
Sanga-Sanga merupakan ibukota Kecamatan Sanga-Sanga, salah satu kecamatan yang terletak di kawasan pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara dan berjarak sekitar 51 km dari ibukota Kabupaten Tenggarong. Selain dikenal sebagai kota penghasil minyak di daerah ini, Sanga-Sanga juga menyimpan sejarah perjuangan mempertahankan Merah Putih yang dikenal dengan Peristiwa Merah Putih 27 Januari.
Peristiwa heroik ini terjadi saat Kolonial Belanda ingin merebut kembali Sanga-Sanga paska kekalahan Jepang pada PD II. Perlawanan demi perlawanan dilakukan oleh para pejuang meski dengan persenjataan yang terbatas. Ketika Belanda akhirnya dapat menguasai kota Sanga-Sanga, para pejuang secara diam-diam tetap melakukan perlawanan.
Dibalik acara rakyat yang digelar pada suatu malam yang membuat Tentara Kolonial terlena, para pejuang justru bergerak membagikan berbagai persenjataan untuk mengadakan perlawanan dini harinya. Dengan penuh keberanian, seorang pejuang berhasil merobek warna biru bendera Kolonial dan membiarkan bendera Merah Putih berkibar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Januari. Meskipun tidak bertahan lama, pendudukukan kota Sanga-Sanga oleh para pejuang ini menggoreskan sejarah perjuangan memperhankan NKRI yang telah merdeka dari tangan penjajah.
Sampai dengan sekarang, peristiwa Merah Putih 27 Januari ini diperingati setiap tahun untuk mengenang perjuangan para pahlawan Sanga-Sanga. Rangkaian peringatan Peristiwa Merah Putih tersebut meliputi:
- Napak Tilas sejauh 10 km, menyusuri situs-situs sejarah perjuangan mempertahankan Sanga-Sanga dari pendudukan kolonial
- Kegiatan keagamaan (tahlilan), untuk mendoakan para pejuang yang telah gugur membela Sanga-Sanga dari pendudukan Kolonial
- Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan 'Wadah Batuah' Sanga-Sanga
- Upacara Parade
- Ziarah ke TMP Wadah Batuah
- Ramah tamah dengan Veteran
- Pameran pembangunan dan kerakyatan
Perlawanan yang dilakukan para pejuang Sanga-Sanga kemudian dikenang melalui pembangunan tugu-tugu perjuangan yang menjadi titik-titik cerita sejarah melawan Kolonial Belanda.
1. Batu Pertama Wedana RIS di Sanga-Sanga
2. Tugu 'Kerukunan'
Di belakang tugu ini, dulunya ada kelenteng. Seorang tokoh keturunan Tionghoa, Lom bo ching, konon rajin mengumpulkan para tokoh agama/antar etnis untuk bermusyawarah di tempat ini..
Tugu ini menandai bahwa kerukunan antar etnis sudah terbangun sejak dulu di Sanga-Sanga.
3. Tugu 'Dapur Umum'
Di belakang tugu ini, saat perjuangan melawan kolonial yang ingin menguasai Sanga-Sanga yang memiliki sumber migas, terdapat dapur umum yang besar, yg didisiapkan untuk para pejuang Sanga-Sanga
4. Tugu 'H.Muthalib'
Di areal belakang tugu ini, dulu adalah semacam pondok pesantren dipimpin H. Muthalib. Disamping mengumpulkan pemuda untuk belajar agama, H. Muthalib bersama para pejuang Sanga-Sanga lainnya aktif melakukan perlawanan dengan kolonial Belanda. Diriwayatkan bahwa H. Muthalib rela berkorban, sebagai salah satu tokoh pejuang, agar kolonial Belanda tidak mengejar-ngejar para pejuang Sanga-Sanga lainnya.
5. Tugu 'Bakaran'
Seorang veteran yang juga salah satu pelaku sejarah perjuangan Sanga-Sanga menjelaskan bahwa di tempat ini sebelumnya merupakan Tempat pembuangan akhir. Tapi rupanya ini hanya kamuflase. Karena di tempat inilah para pejuang Sanga-Sanga dihabisi dengan cara ditembak dengan berbagai cara, kemudian dibakar!!! Sungguh sebuah kejahatan perang!!!
6. Tugu Pertahanan
Terdapat 8 Titik Pertahanan yang kesemuanya ditandai dengan sebuah tugu (titik tanda). Para peserta Napak Tilas yang terdiri dari pemuda, pelajar dan organisasi masyarakat selalu melewati tugu-tugu ini dalam Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga.
7. Penjara Sanga-Sanga
Penjara 6 pintu ini, masing-masing ruangannya berukuran sekitar 2 x 2,5 meter dan diisi dengan tahanan puluhan orang yang saling berhimpitan dengan jatah makan yang diberikan sangat terbatas.
8. Monumen Sanga-Sanga
Monumen Perjuangan ini memiliki history sendiri. Disinilah pertahanan pertama yang persis menghadap ke muara sungai melawan tentara kolonial Belanda yang datang dengan kapal-kapal perang dan ingin kembali menguasai Sanga-Sanga setelah sempat dikuasai pendudukan Jepang yang kemudian kalah dalam Perang Dunia II
Relief sejarah perjuangan ini menceritakan perjuangan mempertahankan Sanga-Sanga dari Kolonial Belanda.
Relief tokoh pejuang yang mengenakan baju berwarna kuning (kiri tengah) digambarkan sebagai sosok H. Muthalib.
Relief pejuang yang terga...ntung di depan pintu adalah sosok pejuang perempuan Sanga-Sanga bernama Habibah. Diriwayatkan, bahwa Habibah dipaksa membuka mulut untuk memberikan informasi tentang keberadaan tokoh-tokoh pejuang Sanga-Sanga. Namun, dengan nasionalismenya, tokoh pejuang perempuan ini rela tangannya diikat dan digantung daripada memberikan informasi kepada kolonial belanda. Habibah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, dan berwasiat dimakamkan di lingkungan pemakanan keluarga. Nama Habibah diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Sanga-Sanga
Pada relief terdapat pejuang yang memanjat tiang bendera, menyobek warna biru dan mengibarkan kembali Merah Putih di tanah Sanga-Sanga
Selain tugu-tugu diatas yang merupakan titik tanda perjuangan Sanga-Sanga, riwayat perjuangan ini juga ditampilkan di Museum Perjuangan Sanga-Sanga yang diresmikan pada peringatan Peristiwa Merah Putih ke 60 tanggal 27 Januari 2007 oleh Gubernur Kalimantan Timur Yurnalis Ngayoh.
Musium ini diresmikan bertepatan dengan acara ramah tamah dengan para veteran. Didalamnya terdapat diorama yang menggambarkan perjuangan para penjajah, beberapa peralatan perang yang digunakan, berbagai informasi tentang nama pejuang, gedung dan peralatan yang disita dari penjajah dan foto-foto para tokoh dan pejuang Sanga-Sanga.
Diorama ini menggambarkan, dimana HM Sabran (Ayah dari HM Ardan, mantan Gubernur Kaltim) memimpin rapat mengatur siasat dengan para pejuang. Satu-satunya pejuang wanita yang hadir dalam rapat tersebut adalah Habibah, seorang tokoh pejuang wanita Sanga-Sanga.
Bendera bersejarah ini diserahkan ahli waris La Hasan kepada Gubernur Kaltim pada acara ramah tamah dengan veteran pada Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga ke 60 tanggal 27 Januari 2007.
Saat ini, Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga belum masuk dalam sejarah nasional bangsa. Padahal peristiwa heroik ini merupakan salah satu perjuangan rakyat di daerah dalam menegakkan kembali NKRI dari tangan kolonial. Untuk itu, perlu dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, agar peristiwa Merah Putih 27 Sanga-Sanga ini dapat menjadi bagian dari sejarah nasional bangsa, dan dikenal/diketahui oleh masyarakat lainnya khususnya di luar Kalimantan Timur.
Peristiwa heroik ini terjadi saat Kolonial Belanda ingin merebut kembali Sanga-Sanga paska kekalahan Jepang pada PD II. Perlawanan demi perlawanan dilakukan oleh para pejuang meski dengan persenjataan yang terbatas. Ketika Belanda akhirnya dapat menguasai kota Sanga-Sanga, para pejuang secara diam-diam tetap melakukan perlawanan.
Dibalik acara rakyat yang digelar pada suatu malam yang membuat Tentara Kolonial terlena, para pejuang justru bergerak membagikan berbagai persenjataan untuk mengadakan perlawanan dini harinya. Dengan penuh keberanian, seorang pejuang berhasil merobek warna biru bendera Kolonial dan membiarkan bendera Merah Putih berkibar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Januari. Meskipun tidak bertahan lama, pendudukukan kota Sanga-Sanga oleh para pejuang ini menggoreskan sejarah perjuangan memperhankan NKRI yang telah merdeka dari tangan penjajah.
Sampai dengan sekarang, peristiwa Merah Putih 27 Januari ini diperingati setiap tahun untuk mengenang perjuangan para pahlawan Sanga-Sanga. Rangkaian peringatan Peristiwa Merah Putih tersebut meliputi:
- Napak Tilas sejauh 10 km, menyusuri situs-situs sejarah perjuangan mempertahankan Sanga-Sanga dari pendudukan kolonial
- Kegiatan keagamaan (tahlilan), untuk mendoakan para pejuang yang telah gugur membela Sanga-Sanga dari pendudukan Kolonial
- Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan 'Wadah Batuah' Sanga-Sanga
- Upacara Parade
- Ziarah ke TMP Wadah Batuah
- Ramah tamah dengan Veteran
- Pameran pembangunan dan kerakyatan
Perlawanan yang dilakukan para pejuang Sanga-Sanga kemudian dikenang melalui pembangunan tugu-tugu perjuangan yang menjadi titik-titik cerita sejarah melawan Kolonial Belanda.
1. Batu Pertama Wedana RIS di Sanga-Sanga
2. Tugu 'Kerukunan'
Di belakang tugu ini, dulunya ada kelenteng. Seorang tokoh keturunan Tionghoa, Lom bo ching, konon rajin mengumpulkan para tokoh agama/antar etnis untuk bermusyawarah di tempat ini..
Tugu ini menandai bahwa kerukunan antar etnis sudah terbangun sejak dulu di Sanga-Sanga.
3. Tugu 'Dapur Umum'
Di belakang tugu ini, saat perjuangan melawan kolonial yang ingin menguasai Sanga-Sanga yang memiliki sumber migas, terdapat dapur umum yang besar, yg didisiapkan untuk para pejuang Sanga-Sanga
4. Tugu 'H.Muthalib'
Di areal belakang tugu ini, dulu adalah semacam pondok pesantren dipimpin H. Muthalib. Disamping mengumpulkan pemuda untuk belajar agama, H. Muthalib bersama para pejuang Sanga-Sanga lainnya aktif melakukan perlawanan dengan kolonial Belanda. Diriwayatkan bahwa H. Muthalib rela berkorban, sebagai salah satu tokoh pejuang, agar kolonial Belanda tidak mengejar-ngejar para pejuang Sanga-Sanga lainnya.
5. Tugu 'Bakaran'
Seorang veteran yang juga salah satu pelaku sejarah perjuangan Sanga-Sanga menjelaskan bahwa di tempat ini sebelumnya merupakan Tempat pembuangan akhir. Tapi rupanya ini hanya kamuflase. Karena di tempat inilah para pejuang Sanga-Sanga dihabisi dengan cara ditembak dengan berbagai cara, kemudian dibakar!!! Sungguh sebuah kejahatan perang!!!
6. Tugu Pertahanan
Terdapat 8 Titik Pertahanan yang kesemuanya ditandai dengan sebuah tugu (titik tanda). Para peserta Napak Tilas yang terdiri dari pemuda, pelajar dan organisasi masyarakat selalu melewati tugu-tugu ini dalam Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga.
7. Penjara Sanga-Sanga
Penjara 6 pintu ini, masing-masing ruangannya berukuran sekitar 2 x 2,5 meter dan diisi dengan tahanan puluhan orang yang saling berhimpitan dengan jatah makan yang diberikan sangat terbatas.
8. Monumen Sanga-Sanga
Monumen Perjuangan ini memiliki history sendiri. Disinilah pertahanan pertama yang persis menghadap ke muara sungai melawan tentara kolonial Belanda yang datang dengan kapal-kapal perang dan ingin kembali menguasai Sanga-Sanga setelah sempat dikuasai pendudukan Jepang yang kemudian kalah dalam Perang Dunia II
Relief sejarah perjuangan ini menceritakan perjuangan mempertahankan Sanga-Sanga dari Kolonial Belanda.
Relief tokoh pejuang yang mengenakan baju berwarna kuning (kiri tengah) digambarkan sebagai sosok H. Muthalib.
Relief pejuang yang terga...ntung di depan pintu adalah sosok pejuang perempuan Sanga-Sanga bernama Habibah. Diriwayatkan, bahwa Habibah dipaksa membuka mulut untuk memberikan informasi tentang keberadaan tokoh-tokoh pejuang Sanga-Sanga. Namun, dengan nasionalismenya, tokoh pejuang perempuan ini rela tangannya diikat dan digantung daripada memberikan informasi kepada kolonial belanda. Habibah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, dan berwasiat dimakamkan di lingkungan pemakanan keluarga. Nama Habibah diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Sanga-Sanga
Pada relief terdapat pejuang yang memanjat tiang bendera, menyobek warna biru dan mengibarkan kembali Merah Putih di tanah Sanga-Sanga
Selain tugu-tugu diatas yang merupakan titik tanda perjuangan Sanga-Sanga, riwayat perjuangan ini juga ditampilkan di Museum Perjuangan Sanga-Sanga yang diresmikan pada peringatan Peristiwa Merah Putih ke 60 tanggal 27 Januari 2007 oleh Gubernur Kalimantan Timur Yurnalis Ngayoh.
Musium ini diresmikan bertepatan dengan acara ramah tamah dengan para veteran. Didalamnya terdapat diorama yang menggambarkan perjuangan para penjajah, beberapa peralatan perang yang digunakan, berbagai informasi tentang nama pejuang, gedung dan peralatan yang disita dari penjajah dan foto-foto para tokoh dan pejuang Sanga-Sanga.
Diorama ini menggambarkan, dimana HM Sabran (Ayah dari HM Ardan, mantan Gubernur Kaltim) memimpin rapat mengatur siasat dengan para pejuang. Satu-satunya pejuang wanita yang hadir dalam rapat tersebut adalah Habibah, seorang tokoh pejuang wanita Sanga-Sanga.
Bendera bersejarah ini diserahkan ahli waris La Hasan kepada Gubernur Kaltim pada acara ramah tamah dengan veteran pada Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga ke 60 tanggal 27 Januari 2007.
Saat ini, Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga belum masuk dalam sejarah nasional bangsa. Padahal peristiwa heroik ini merupakan salah satu perjuangan rakyat di daerah dalam menegakkan kembali NKRI dari tangan kolonial. Untuk itu, perlu dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, agar peristiwa Merah Putih 27 Sanga-Sanga ini dapat menjadi bagian dari sejarah nasional bangsa, dan dikenal/diketahui oleh masyarakat lainnya khususnya di luar Kalimantan Timur.
Tentang Kutai Kartanegara (5)
Bagaimana Cara Mencapai Kutai Kartanegara?
Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga dikenal sebagai kotaraja, berjarak sekitar 35 km dari Samarinda, ibukota Propinsi Kalimantan Timur. Ini akses yang paling mudah dan paling dekat dilalui. Apalagi terdapat semacam jalan by pass konstruksi beton sepanjang 25 km yang langsung menghubungkan Tenggarong-Samarinda dengan pemandangan padi sawah yang sejuk dan perbukitan.
Perjalanan ke Kutai Kartanegara sebenarnya dapat dilakukan melalui 3 titik lainnya. Pertama, melalui bandara Sepinggan atau pelabuhan Semayang di Balikpapan atau penyeberangan ferry Penajam-Balikpapan. Ini pintu masuk yang paling utama dan paling umum, khususnya bagi mereka yang berasal dari luar Kalimantan Timur. Kedua, terdapat jalan propinsi yang menghubungkan Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, dengan titik masuk ke wilayah Kutai Kartanegara melalui kecamatan Muara Kaman (sekitar 2,5 jam dari Tenggarong). Ketiga, juga terdapat jalan propinsi yang menghubungkan Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, dengan titik masuk wilayah Kukar di Kecamatan Kota Bangun (sekitar 4 jam dari Tenggarong).
Bandara Sepinggan, yang merupakan salah satu bandara internasional, termasuk bandara yang sibuk. Hampir semua penerbangan dari daerah lain memiliki destinasi ke Sepinggan. Baik sebagai tujuan akhir maupun transit. Sedangkan kapal-kapal penumpang dari jalur Jawa dan Sulawesi juga berlabuh di pelabuhan Semayang Balikpapan. Adapun, penumpang kapal ferry Penajam-Balikpapan, tidak hanya berasal dari Penajam dan Kabupaten Pasir, tapi juga dari Banjarmasin yang terhubung selama lebih kurang 14 jam dari Penajam.
Perjalanan darat dari Balikpapan ke Tenggarong memerlukan waktu sekitar 2,5 jam. Jenis angkutan yang dapat digunakan adalah:
- Taxi bandara, dengan tarif sekitar 250-300 ribu rupiah langsung ke Tenggarong.
- Sewa mobil (tidak jauh dari bandara) sekitar 300-350 ribu rupiah langsung ke Tenggarong
- Bus antar kota (Balikpapan-Samarinda) melalui terminal Batu Ampar Balikpapan sekitar 30.000. Bus akan menurunkan penumpang yang akan ke Tenggarong di simpang tiga Loa Janan. Dari Loa Janan, dengan menggunakan angkot langsung menuju kota Tenggarong. Jarak tempuh Loa Janan-Tenggarong sekitar 30 menit. Untuk diketahui, angkot disini berjenis kendaraan L 300 dan diatasnya bertuliskan Taksi (bukan angkot).
Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga dikenal sebagai kotaraja, berjarak sekitar 35 km dari Samarinda, ibukota Propinsi Kalimantan Timur. Ini akses yang paling mudah dan paling dekat dilalui. Apalagi terdapat semacam jalan by pass konstruksi beton sepanjang 25 km yang langsung menghubungkan Tenggarong-Samarinda dengan pemandangan padi sawah yang sejuk dan perbukitan.
Perjalanan ke Kutai Kartanegara sebenarnya dapat dilakukan melalui 3 titik lainnya. Pertama, melalui bandara Sepinggan atau pelabuhan Semayang di Balikpapan atau penyeberangan ferry Penajam-Balikpapan. Ini pintu masuk yang paling utama dan paling umum, khususnya bagi mereka yang berasal dari luar Kalimantan Timur. Kedua, terdapat jalan propinsi yang menghubungkan Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, dengan titik masuk ke wilayah Kutai Kartanegara melalui kecamatan Muara Kaman (sekitar 2,5 jam dari Tenggarong). Ketiga, juga terdapat jalan propinsi yang menghubungkan Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, dengan titik masuk wilayah Kukar di Kecamatan Kota Bangun (sekitar 4 jam dari Tenggarong).
Bandara Sepinggan, yang merupakan salah satu bandara internasional, termasuk bandara yang sibuk. Hampir semua penerbangan dari daerah lain memiliki destinasi ke Sepinggan. Baik sebagai tujuan akhir maupun transit. Sedangkan kapal-kapal penumpang dari jalur Jawa dan Sulawesi juga berlabuh di pelabuhan Semayang Balikpapan. Adapun, penumpang kapal ferry Penajam-Balikpapan, tidak hanya berasal dari Penajam dan Kabupaten Pasir, tapi juga dari Banjarmasin yang terhubung selama lebih kurang 14 jam dari Penajam.
Perjalanan darat dari Balikpapan ke Tenggarong memerlukan waktu sekitar 2,5 jam. Jenis angkutan yang dapat digunakan adalah:
- Taxi bandara, dengan tarif sekitar 250-300 ribu rupiah langsung ke Tenggarong.
- Sewa mobil (tidak jauh dari bandara) sekitar 300-350 ribu rupiah langsung ke Tenggarong
- Bus antar kota (Balikpapan-Samarinda) melalui terminal Batu Ampar Balikpapan sekitar 30.000. Bus akan menurunkan penumpang yang akan ke Tenggarong di simpang tiga Loa Janan. Dari Loa Janan, dengan menggunakan angkot langsung menuju kota Tenggarong. Jarak tempuh Loa Janan-Tenggarong sekitar 30 menit. Untuk diketahui, angkot disini berjenis kendaraan L 300 dan diatasnya bertuliskan Taksi (bukan angkot).
Tentang Kutai Kartanegara (4)
Gerbang Raja
Setelah beberapa kali dipimpin oleh Penjabat Bupati, sejak 30 Juni 2010 lalu Kutai Kartanegara resmi dipimpin oleh Rita Widyasari S.Sos MM dan H.M. Gufron Yusuf SH, MM yang mengantongi 54 % suara pada Pemilukada 1 Mei 2010 dan mengungguli 5 pasangan calon lainnya. Rita merupakan Bupati Perempuan pertama di Kutai Kartanegara juga di Kalimantan.
Program Gerbang Raja, yakni Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera yang diusung oleh Rita dan Gufron kemudian dituangkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah melalui sidang paripurna DPRD 27 Desember 2010 lalu.
Secara ringkas, visi gerbang raja mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Sedangkan misinya meliputi 7 pencapaian yakni: good governance, peningkatan SDM, penciptaan lapangan kerja, peningkatan agribisnis, industri dan pariwisata, pemerataan infrastruktur, pembangunan berwawasan lingkungan dan peningkatan peran dan partisipasi perempuan.
Secara umum program Gerbang Raja disusun dengan lebih mempertajam dan mengarahkan prioritas pembangunan yang sudah ada pada pemerintahan sebelumnya. Namun, terdapat misi baru yang belum ditegaskan oleh pemerintahan sebelumnya, yakni penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berwawasan lingkungan. Sedangkan yang khas, peningkatan peran dan partisipasi perempuan ditempatkan sebagai salah satu misi yang harus dicapai. Bisa dikatakan pemberdayaan perempuan dalam pemerintahan Gerbang Raja ini bukan hanya sekedar keinginan, atau sekedar bagian dari capaian pembangunan daerah melalui sebuah program yang umum sifatnya. Tapi pemberdayaan perempuan menjadi salah satu sasaran independen yang harus dicapai.
Yang menarik, Bupati Kutai Kartanegara mengalokasikan 2 % APBD khusus untuk pemberdayaan perempuan melalui SKPD terkait, yakni Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Kesehatan.
Setelah beberapa kali dipimpin oleh Penjabat Bupati, sejak 30 Juni 2010 lalu Kutai Kartanegara resmi dipimpin oleh Rita Widyasari S.Sos MM dan H.M. Gufron Yusuf SH, MM yang mengantongi 54 % suara pada Pemilukada 1 Mei 2010 dan mengungguli 5 pasangan calon lainnya. Rita merupakan Bupati Perempuan pertama di Kutai Kartanegara juga di Kalimantan.
Program Gerbang Raja, yakni Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera yang diusung oleh Rita dan Gufron kemudian dituangkan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah melalui sidang paripurna DPRD 27 Desember 2010 lalu.
Secara ringkas, visi gerbang raja mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Sedangkan misinya meliputi 7 pencapaian yakni: good governance, peningkatan SDM, penciptaan lapangan kerja, peningkatan agribisnis, industri dan pariwisata, pemerataan infrastruktur, pembangunan berwawasan lingkungan dan peningkatan peran dan partisipasi perempuan.
Secara umum program Gerbang Raja disusun dengan lebih mempertajam dan mengarahkan prioritas pembangunan yang sudah ada pada pemerintahan sebelumnya. Namun, terdapat misi baru yang belum ditegaskan oleh pemerintahan sebelumnya, yakni penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berwawasan lingkungan. Sedangkan yang khas, peningkatan peran dan partisipasi perempuan ditempatkan sebagai salah satu misi yang harus dicapai. Bisa dikatakan pemberdayaan perempuan dalam pemerintahan Gerbang Raja ini bukan hanya sekedar keinginan, atau sekedar bagian dari capaian pembangunan daerah melalui sebuah program yang umum sifatnya. Tapi pemberdayaan perempuan menjadi salah satu sasaran independen yang harus dicapai.
Yang menarik, Bupati Kutai Kartanegara mengalokasikan 2 % APBD khusus untuk pemberdayaan perempuan melalui SKPD terkait, yakni Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Kesehatan.
Tentang Kutai Kartanegara (3)
Demografi dan Pengentasan Kemiskinan
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kutai Kartanegara mencapai 626.286 jiwa. Jumlah ini menempati urutan ketiga untuk tingkat Propinsi Kalimantan Timur setelah Kota Samarinda dan Balikpapan. Dibandingkan dengan wilayah yang sangat luas, kepadatan penduduk hanya sebesar 23 orang/km2. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,92 %.
Dari jumlah penduduk tersebut, angka penduduk miskin pada Tahun 2009 sebesar 8,03 % atau berada di posisi keenam untuk Propinsi Kaltim. Untuk menekan angka kemiskinan ini Pemerintah Kabupaten menggencarkan gerakan pengentasan kemiskinan melalui berbagai cara. Diantaranya, mulai tahun 2011, kegiatan ’bedah rumah’ dan pengembangan usaha akan digalakkan untuk penduduk miskin.
Berikutnya, meningkatkan peran perempuan dalam berusaha dan kelompok usaha melalui bantuan modal usaha. Pemerintah Kabupaten secara khusus mengalokasikan 2 % APBD untuk peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi perempuan melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Kesehatan. Selain itu, penyertaan modal terhadap salah satu bank pemerintah dilakukan dengan maksud memberi kemudahan (sebagai jaminan) kepada kelompok usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal usaha. Demikian pula dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Tim Penanggulangan Kemiskinan, seperti verifikasi data penduduk miskin, dan pengarahan program SKPD untuk kelompok masyarakat miskin.
Salah satu kendala Tim Penanggulangan Kemiskinan dalam melakukan verifikasi data penduduk miskin adalah kurang klopnya kriteria penduduk miskin dengan kondisi riil di lapangan. Misalnya saja, masyarakat yang hidup di wilayah hulu, umumnya tiap KK menggunakan MCK (tradisional) sendiri berupa jamban di sungai, sehingga kriteria MCK keluarga belum terpenuhi. Padahal kehidupan ekonomi mereka dapat dikategorikan bukan penduduk miskin.
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kutai Kartanegara mencapai 626.286 jiwa. Jumlah ini menempati urutan ketiga untuk tingkat Propinsi Kalimantan Timur setelah Kota Samarinda dan Balikpapan. Dibandingkan dengan wilayah yang sangat luas, kepadatan penduduk hanya sebesar 23 orang/km2. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,92 %.
Dari jumlah penduduk tersebut, angka penduduk miskin pada Tahun 2009 sebesar 8,03 % atau berada di posisi keenam untuk Propinsi Kaltim. Untuk menekan angka kemiskinan ini Pemerintah Kabupaten menggencarkan gerakan pengentasan kemiskinan melalui berbagai cara. Diantaranya, mulai tahun 2011, kegiatan ’bedah rumah’ dan pengembangan usaha akan digalakkan untuk penduduk miskin.
Berikutnya, meningkatkan peran perempuan dalam berusaha dan kelompok usaha melalui bantuan modal usaha. Pemerintah Kabupaten secara khusus mengalokasikan 2 % APBD untuk peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi perempuan melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Kesehatan. Selain itu, penyertaan modal terhadap salah satu bank pemerintah dilakukan dengan maksud memberi kemudahan (sebagai jaminan) kepada kelompok usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal usaha. Demikian pula dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Tim Penanggulangan Kemiskinan, seperti verifikasi data penduduk miskin, dan pengarahan program SKPD untuk kelompok masyarakat miskin.
Salah satu kendala Tim Penanggulangan Kemiskinan dalam melakukan verifikasi data penduduk miskin adalah kurang klopnya kriteria penduduk miskin dengan kondisi riil di lapangan. Misalnya saja, masyarakat yang hidup di wilayah hulu, umumnya tiap KK menggunakan MCK (tradisional) sendiri berupa jamban di sungai, sehingga kriteria MCK keluarga belum terpenuhi. Padahal kehidupan ekonomi mereka dapat dikategorikan bukan penduduk miskin.
Tentang Kutai Kartanegara (2)
Ragam Potensi Daerah
Dengan luas wilayah 27.263,10 km2 dan luas perairan 4.097 km2, Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten terluas di negeri ini. Meliputi 18 kecamatan dengan 228 Desa, secara geografis daerah ini terbagi dalam tiga zona. Pertama, 5 kecamatan berada di jalur sungai mahakam atau sering disebut wilayah hulu, yakni Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis dan Muara Muntai. Kedua, 6 kecamatan terletak di daerah pesisir, yakni Muara Badak, Marangkayu, Anggana, Sanga-Sanga, Samboja dan Muara Jawa. Ketiga, 7 kecamatan berada di zona tengah, yaitu Tenggarong, Tenggarong Seberang Loa Kulu, Loa Janan, Sebulu, Muara Kaman, dan Kota Bangun.
Kondisi geografis yang demikian itu menjadikan daerah ini memiliki ragam potensi daerah. Mulai dari sumber daya minyak dan gas bumi (migas), pertambangan, pertanian dalam arti luas (termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan), hingga pariwisata.
Secara ringkas, potensi daerah Kutai Kartanegara disarikan dalam tabel berikut menurut kecamatan:
No. | Kecamatan | Jenis Potensi Daerah | |||||||
M | T | P | B | N | I | K | W | ||
1. | Tabang | - | √ | √ | √ | √√ | √ | √√√ | √√√ |
2. | Kembang Janggut | - | - | √ | √√√ | √√ | √ | √√ | √ |
3. | Kenohan | - | - | √ | √ | √ | √√√ | √√ | √√ |
4. | Muara Wis | - | - | √ | √ | √√√ | √√√ | √ | √√ |
5. | Muara Muntai | - | √ | √ | √√√ | √√√ | √√√ | √ | √ |
6. | Muara Badak | √√√ | √ | √ | √√ | √√√ | √√√ | √√ | √√ |
7. | Marang kayu | √√√ | √ | √√√ | √ | √√√ | √√√ | √√ | √ |
8. | Anggana | √√√ | √√ | √√√ | √ | √√√ | √√√ | √√ | √√√ |
9. | Sanga-Sanga | √√ | √√ | √ | √ | √√ | √√ | √ | √√√ |
10. | Samboja | √√ | √√√ | √√√ | √ | √√√ | √√√ | √√ | √√√ |
11. | Muara Jawa | √√√ | √√ | √√ | √ | √√√ | √√√ | √ | √ |
12. | Tenggarong | - | √√√ | √√√ | √ | √√√ | √√ | √ | √√√ |
13. | Tenggarong Seberang | - | √√√ | √√√ | √ | √√√ | √√√ | √ | √√ |
14. | Loa Kulu | - | √√√ | √√√ | √ | √√√ | √√√ | √ | √√ |
15. | Loa Janan | - | √√ | √√ | √ | √√√ | √√√ | √ | √ |
16. | Sebulu | - | √√√ | √√√ | √√√ | √√√ | √√ | √√ | √√ |
17. | Muara Kaman | - | √√ | √√√ | √√√ | √√√ | √√√ | √ | √√√ |
18. | Kota Bangun | - | √√ | √√√ | √√√ | √√√ | √√√ | √ | √√√ |
Keterangan:
√ = Sedang √√ = Cukup Tinggi √√√ = Sangat Tinggi
M (Migas)
T (Tambang/Mineral): Batubara, batu granit, batu gamping, batu gunung, tanah lempung
P (Pertanian): didominasi padi sawah, sisanya tanaman palawija
B (Perkebunan): didominasi kelapa sawit, sisanya karet, kenaf, lada, pala, vanili, kopi, cengkeh
N (Peternakan): dikembangkan berdasarkan zona wilayah geografis. Wilayah hulu: kerbau rawa, zona tengah: ayam dan unggas dan zona pesisir: ternak sapi
I (Perikanan): berbagai ikan air tawar seperti betutu (komoditas ekspor), nila, mas, patin, baong, puyu,gabus, toman dan udang galah terdapat di wilayah hulu dan tengah, sedangkan udang tambak (komoditas ekspor) dan kepiting dan jenis ikan laut di wilayah pesisir.
K (Kehutanan)
K (Kehutanan)
W (Pariwisata): wisata budaya (Tenggarong, Anggana, Tabang, Sebulu, Loa Kulu, Muara Badak), wisata sejarah (Muara Kaman, Sanga-Sanga) wisata pendidikan (Tenggarong, Sanga-Sanga), dan wisata alam (Samboja, Muara Wis, Kota Bangun, Tenggarong Seberang). Potensi Pariwisata di wilayah kecamatan lainnya belum dikembangkan.
Masih terbatasnya infrastruktur penghubung di beberapa wilayah kecamatan, khususnya di jalur perairan sungai Mahakam, menjadi kendala geografis untuk mengembangkan potensi daerah yang dimiliki. Karena itu penyediaan fasilitas infrastruktur jalan merupakan salah satu prioritas dalam pemerintahan Gerbang Raja. Disamping itu, upaya-upaya untuk menggaet investor terus dilakukan untuk pengelolaan sumber daya alam tersebut sekaligus menghidupkan perekonomian masyarakat setempat.
Langganan:
Postingan (Atom)