Entri Populer

Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Januari

Dari Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga ke 64


Sanga-Sanga yang dikenal sebagai kota penghasil minyak menjadi incaran para penjajah. Ketika masa pendudukan Jepang di Sanga-Sanga berakhir seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, tentara kolonial Belanda dengan membonceng NICA datang kembali ke Sanga-Sanga untuk mengeruk kekayaan bumi Sanga-Sanga yang menggiurkan itu.

Kedatangan tentara kolonial Belanda ini bukan tanpa perlawanan di Sanga-Sanga yang sudah pernah merasakan pedihnya hidup di alam penindasan kaum penjajah. Namun, perlengkapan perang yang tidak seimbang membuat Belanda dapat masuk kembali dan menguasai Sanga-Sanga. Namun, perlawanan tidaklah terhenti. Suatu malam dirancanglah acara temantenan, dengan hiburan disana sini. Sedang pada malam itu juga, kaum pejuang membagikan berbagai persenjataaan dan granat untuk melakukan perlawanan secara tiba-tiba pada dini harinya. Serangan para pejuang ini akhirnya berhasil menguasai/menduduki Sanga-Sanga selama lebih kurang 3 hari. Pada tanggal 27 Januari 1947, bahkan Sucipto dan Hasan dengan penuh keberanian menyobek warna biru bendera kolonial, sehingga berkibarlah Merah Putih di Sanga-Sanga.

Peristiwa heroik ini kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga. Peringatan peristiwa heroik ke 64 tahun 2011 ini ditandai dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:

1. Napak Tilas Perjuangan Sanga-Sanga

Kegiatan Napak Tilas ini lebih kurang menempuh jarak 10 km dan menyusuri situs-situs sejarah perjuangan Sanga-Sanga melawan kolonial Belanda. Titik start Napak Tilas dilakukan di Monumen Perjuangan Sanga-Sanga yang berada di Sanga-Sanga Muara yang merupakan titik pertahanan pertama yang langsung menghadap ke sungai tempat masuknya kapal-kapal perang kolonial Belanda ke wilayah Sanga-Sanga.


Biasanya Napak Tilas dilakukan pada H-1 atau tanggal 26 Januari. Namun, pada peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 tahun 2011, Napak Tilas dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Januari 2011. Pergeseran waktu pelaksanaan ini berdasarkan permintaan dari berbagai kalangan untuk dapat ikut serta. Napak tilas ini dilakukan secara beregu, dengan jumlah anggota 10 orang.

Ada 3 pos yang harus dilalui oleh para peserta Napak Tilas. Di Pos I dan II, para peserta Napak Tilas berhenti di situs perjuangan (tugu pertahanan) dan mendapat penjelasan tentang riwayat perjuangan Sanga-Sanga. Sedangkan di Pos III, para peserta Napak Tilas akan diberi kuisioner yang berisi 10 pertanyaan esai tentang sejarah perjuangan dan seluk beluk Sanga-Sanga.

Para peserta yang mengikuti Napak Tilas ini akan dinilai melalui kerapihan, kekompakan dan kreatifitas regu, serta jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh panitia.

2. Tahlilan
Acara keagaamaan Tahlilan, setiap tahunnya dilakukan di Masjid Ma’arif untuk mendoakan para pejuang Sanga-Sanga yang telah mengorbankan harta dan jiwa demi lepas dari cengkeraman tangan kolonial.


Tahlilan diawali dengan Shalat Magrib berjamaah, dan berakhir sampai dengan Shalat Isya.

3. Upacara Renungan Suci
Renungan suci ini dilakukan setiap tahunnya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Batuah Sanga-Sanga pada tanggal 26 Januari malam hari pukul 12.00 wita. Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Kodim 0906 Tenggarong.


Dalam Renungan suci ini, disebutkan bahwa para pahlawan yang terbaring di TMP Batuah Sanga-Sanga berjumlah 76 orang terdiri dari 75 orang anggota militer dan 1 orang warga sipil.

4. Upacara Parade
Puncak peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga adalah dilangsungkannya Upacara Parade pada tanggal 27 Januari. Pada Upacara Parade yang berlangsung pada pukul 09.00 wita ini, Gubernur Kalimantan Timur bertindak sebagai Inspektur Upacara. Lokasinya di lapangan Gelora Pantai Sanga-Sanga.
Para veteran dan janda veteran turut hadir sebagai undangan dalam upacara tersebut.



Pada Peringatan Peristiwa Merah Putih ke 64 ini, Panitia Pelaksana secara khusus menampilkan Opera Perjuangan yang dimainkan oleh Teater Sanga-Sanga dan melibatkan lebih kurang 250 orang pelajar. Opera perjuangan ini menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Sanga-Sanga ketika hidup di bawah penjajahan Belanda maupun Jepang, hingga akhirnya dapat mengibarkan bendera Merah Putih dengan satu nyali, untuk kedaulatan bangsa.


Menariknya setelah Opera Perjuangan berakhir, seorang murid berseragam Sekolah Dasar membacakan surat yang meminta agar Pemerintah Daerah terus memperhatikan pembangunan di Sanga-Sanga.


5. Ziarah
Upacara ziarah dilaksanakan setelah Upacara Parade berakhir. Bertindak sebagai pimpinan Upacara Ziarah adalah Kapolda Kalimantan Timur.


Upacara ziarah ini dilanjutkan dengan tabur bunga di TMP Batuah oleh para undangan termasuk veteran dan keluarga veteran.

6. Ramah-Tamah Bersama Markas Daerah Veteran
Acara ramah tamah ini biasanya digelar di Wisma Ria Sanga-Sanga sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan jasa-jasa para pejuang rakyat dan veteran.


Silaturahmi pada acara ramah tamah tersebut berlangsung akrab, dimana Ketua Markas Daeah Veteran Kalimantan Timur juga menyampaikan kata sambutan.

7. Pameran Pembangunan
Kegiatan Pameran Pembangunan menjadi salah satu agenda tetap yang menyertai Peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga. Tahun ini Pameran Pembangunan mengambil tema menyukseskan program Gerbang Raja (Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera) serta mewujudkan Sanga-Sanga sebagai Kota Wisata Juang.


Pameran Pembangunan Gerbang Raja tahun 2011 ini dibuka langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari pada tanggal 26 Januari dan ditutup oleh Asisten Bidang Kesra dan Humas pada tanggal 31 Januari. Pameran ini diikuti oleh SKPD di lingkungan Pemkab Kutai Kartanegara, Pertamina Sanga-Sanga, dan organisasi masyarakat lainnya.

8. Berbagai Lomba
Semangat kejuangan dalam memperingati Peristiwa Merah Putih ini juga diwujudkan dalam berbagai lomba. Tahun 2011 ini, dilaksanakan lomba perahu ketinting (perahu motor), gerak jalan dan pertandingan olah raga.


Lomba perahu ketinting diikuti oleh 30 peserta yang tidak hanya berasal dari kecamatan Sanga-Sanga, tapi dari kecamatan lainnya seperti Muara Muntai, Kota Bangun dan Muara Badak.


Sedangkan Lomba gerak jalan sendiri diikuti oleh ratusan regu dari tingkat pelajar di wilayah kecamatan Sanga-Sanga.


Kedepan, semangat kejuangan dalam rangka Peringatan Peristiwa Merah Putih 27 Sanga-Sanga ini akan terus digaungkan. Beberapa ide untuk hal ini mulai tercetus. Seperti Napak Tilas Panji/Bendera Sejarah Merah Putih Perjuangan 27 Januari dari Tenggarong-Sanga-Sanga, seminar dan lomba karya tulis tentang Kota Wisata Juang serta Paket wisata kota juang bagi para pelajar.
Upaya-upaya ini akan terus dilakukan agar Peristiwa Merah Putih 27 Januari Sanga-Sanga ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota juang Sanga-Sanga, tapi menjadi catatan sejarah perjuangan yang dikenal oleh masyarakat Kutai Kartanegara, masyarakat Kalimantan Timur dan bahkan dikenal sebagai bagian dari Sejarah Perjuangan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar